Pada Angelus, Paus Fransiskus mengumumkan “Tahun Doa” menjelang Yubileum mendatang, dan mengajak umat beriman untuk berdoa bagi persatuan umat Kristiani dan perdamaian di seluruh dunia. Bapa Suci juga menyerukan pembebasan sekelompok orang, termasuk beberapa biarawati, yang diculik pekan lalu di Haiti.
Oleh Christopher Wells
Paus Fransiskus telah meresmikan Tahun Doa menjelang Yubileum 2025, menyerukan umat beriman “untuk mengintensifkan doa guna mempersiapkan kita menjalani peristiwa rahmat ini dengan baik dan merasakan kuasa pengharapan Allah.”
Dalam sambutannya setelah Angelus pada hari Minggu, Bapa Suci menjelaskan bahwa Tahun Doa didedikasikan “untuk menemukan kembali nilai besar dan kebutuhan mutlak akan doa, doa dalam kehidupan pribadi, dalam kehidupan Gereja, doa di dunia.”
Beliau menambahkan bahwa Dikasteri Evangelisasi akan menyiapkan bahan-bahan untuk membantu merayakan Tahun ini.
Doa untuk persatuan umat Kristiani, perdamaian di dunia
Paus mengajak umat Kristiani untuk berdoa khususnya bagi persatuan umat Kristiani, dan “tidak lelah memohon kepada Tuhan untuk perdamaian di Ukraina, di Israel dan Palestina, dan di banyak belahan dunia lainnya,” termasuk Ekuador.
Sekali lagi beliau menekankan bahwa pihak yang paling menderita akibat kurangnya perdamaian adalah pihak yang paling lemah di antara kita. “Saya memikirkan anak-anak kecil,” kata Paus Fransiskus, “banyak anak-anak yang terluka dan terbunuh, mereka yang kehilangan kasih sayang, kehilangan impian dan masa depan mereka.”
“Mari kita semua menyadari tanggung jawab kita untuk berdoa dan membangun perdamaian bagi mereka!”
Penculikan di Haiti
Berfokus pada negara Karibia, Haiti, Paus Fransiskus mengatakan, “Saya sedih mendengar berita penculikan, di Haiti, terhadap sekelompok orang, termasuk enam biarawati.”
Penculikan itu terjadi di ibu kota Haiti, Port-au-Prince pada hari Jumat, ketika orang-orang bersenjata menghentikan sebuah minibus dan menyandera para penumpangnya.
Dalam sambutannya pada hari Minggu, Paus memohon dengan “sungguh-sungguh” untuk pembebasan semua sandera, sambil berdoa untuk “harmoni sosial” di negara tersebut. “Saya menyerukan kepada semua orang untuk menghentikan kekerasan,” katanya, “yang menyebabkan begitu banyak penderitaan bagi masyarakat tercinta.”