Hendaknya Kita Selalu Ada Kerelaan Hati Untuk Memberi – Kotbah Katolik Minggu Biasa 32

Rm. Chris Taus, Pr dan Umat Paroki Sta. Helena (Doc. Komsos)

Kotbah Katolik Minggu Biasa XXXII – Oleh Rm. Chris Taus, Pr. PAROKI Sta. Helena Lili – Camplong

MEMBERI adalah perbuatan baik, terpuji sangat dianjurkan.Bahasa kerennya skrg: BERBAGI.

Berbuat baik kepada orang, akan tetap diingat dan dikenang selamanya, sebaliknya berbuat jahat kepada orang akan dicela. Rajin-rajinlah berbuat baik dengan memberi, tanpa menuntut balasan. Memberi tanda kita ada perhatian dan peduli dengan orang lain.

Memberi sesuatu TIDAK tergantung dari berapa besar atau kecilnya jumlah pemberian kita, tetapi justru sangat tergantung dari: ketulusan, kerelaan dan keikhlasan hati. Bahkan lebih bagus, kalah kita beri dari kekurangan dan keterbatasan kita. Sebab dalam keterbatasan dan kekurangan, kita masih punya hati untuk memberi dan berbagi dengan orang lain.

Hari minggu ini, bacaan kitab suci menyoroti dan terus mengajak kita untuk terus mengingatkan kita, akan sikap 2 orang janda miskin, yang dgn keterbatasan, kekurangan dan bahkan kemiskinannya, masih punya hati dan perhatian untuk memberi dan berbagi dengan sesama yang sangat membutuhkan dari orang yang berkekurangan mau membantu sesama yang berkekurangan.

Kitab Raja-raja, Tuhan perintahkan nabi Elia, pergi ke Sarfat, dan menemui seorang janda kafir. Tetapi Tuhan juga membuka hati janda kafir itu untuk memberi makan kepada nabi Elia, nabi utusan Allah.

Janda Sarfat ini tidak punya apa-apa, selain segenggam tepung terigu dalam tempayan, dan sedikit minyak dalam buli-bulu, yang hanya cukup untuk makan sehari. Tetapi janda Sarfat ini rela memberi dan berbagi kepada Elia orang asing.

Kerelaan hati janda Sarfat ini u rela memberi mkn dari kekurangannya kepada Elia org asing, DIBALAS OLEH TUHAN DENGAN BERKAT YANG BERKAT YANG BERLIMPAH, yaitu tepung yang segenggam dan minyak yang sedikit itu, ternyata menjadi banyak, dan cukup untuk makan janda ini dan anaknya selama masa paceklik di daerah Sarfat ini(2 Raj-raja,17:13-14).

Ini berkati berlimpah tak terduga, karena telah rela memberi dari ketulusan hati.
Setelah Yesus mengecam kaum farisi dan taurat, sebagai kaum MUNAFIK, karena suka melakukan kewajiban agama dengan pamer, supaya dilihat orang, Yesus lalu memperhatikan seorang JANDA MISKIN, yabg memasuk uang-uang tembaga ke dalam peti persembahan.

Yesus memuji sikap janda miskin ini, karena kerelaan hati janda miskin ini memberi. Apa yang ada padanya yaitu seluruh nafkahnya (Mk,12,44).

Karena janda miskin ini memberi, apa sebenarnya ia masih sangat butuhkan, demi bantu sesama jadi janda miskin ini memberi lebih banyak dari smua orang lain, yang memberi dari kelimpahannya, sedangkan janda miskin ini dari kekurangannya.

Ia berbuat demikian karena ia percaya Tuhanlah yang akan membalasnya. Hidup Yesus adalah suatu PEMBERIAN. Yesus memberi DiriNya tanpa tersisa untuk kita. Ia beri: perhatian, kesabaran, belas kasihNya, Sabda pengampunan dan terkahir HATINYA YAITU CINTANYA yang Ia tunjukkan di atas kayu Salib. Ia rela mati demi keselamatan kita umatNya.

PESAN IMAN:

  • Hendaknya kita selalu menjadikan hidup dan karya kita, sebagai suatu syukur kepada Tuhan, untuk segala Rahmat pemberian DiriNya untuk kita, dengan mencintai dan menghormati Ekaristi Kudus.
  • Hendaknya kita juga selalu ada kerelaan hati untuk memberi dan berbagi dengan sesama yang sangat berkekurangan, sekalipun terkadang kita harus mengorbankan apa yang sebenarnya kita sangat butuh, karena Tuhan akan tahu membalas ketulusan hati mu. Amen

MINGGU BIASA 32
2RAJ2,17,10-16
Mk,12,36-44