Kotbah Katolik Minggu Biasa 31 – Oleh Rm. Chris Taus, Pr – Paroki Sta. Helena Lili – Camplong
Agama Yahudi adalah salah satu agama yang punya banyak aturan keagamaan, dengan mengatur sampai hal-hal kecil. Seperti: soal mencuci tangan sebelum makan, soal hari sabat,dll. Aturan-aturan ini berupa: hukum, perintah dan ketetapan.
Praktek hidup keagamaan seperti ini berlangsung sampai jaman hidup Yesus. Ketika Yesus tampil di muka umum dan mengajar kabar gembira Kerajaan Allah, Yesus sering berbenturan dengan kelompok-kelompok elit yahudi yang bersoal jawab tentang hukum taurat dll.
Kadang Yesus mendapat tuduhan melanggar hukum taurat. Ada kelompok Herodian: soal bayar pajak. Ada kelompok Saduki: soal kebangkitan dari kematian (kisah awal Injil minggu ini) dan kelompok ahli taurat, soal hukum taurat,dll.
Terhadap keadaan ini Yesus pada kesempatan lain menegaskan bahwa: Ia datang bukan untuk meniadakan hukum taurat. Tetapi untuk menggenapi hukum taurat itu. Injil minggu ini Yesus berhadapan dengan seorang ahli taurat yang baik dan bijaksana. Yang datang kepada Yesus dan bertanya: MANAKAH HUKUM YANG PALING UTAMA???
Untuk menjawab pertanyaan ahli taurat ini, Yesus mengutip kembali apa yang tertulis dalam kitab Ulangan. Yang menjadi bacaan pertama pada minggu ini. Bagaimana Musa penulis Kitab ulangan: Musa terus ingatkan Israel agar tetap takut akan Tuhan. Dengan taat kepada hukum dan perintahNya, agar berumur panjang dan selamat memasuki negeri yang kaya akan susu dan madu.
Dan pada kitab ulangan ini Yesus mengutip bagian penting yang disebut: SHEMA artinya: mendengarkan. Shema adalah sebuah DOA WAJIB, bagi setiap orang Yahudi saleh yang harus diucapkan setia hari (pagi, siang, malam) dan juga setiap dalam setiap kebaktian di sinagoga .
Doa Shema itu demikian: DENGARLAH HAI ISRAEL: Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.kasihilah Tuhan Allah dg segenap hati, segenap jiwa,dan dengan segenap kekuatanmu (ada 3 saja). Dengan perintah ini, Israel menyatakan keimanannya hanya kepada Allah yang esa. Titik. Artinya tidak ada Allah lain.
Kotbah Katolik Minggu Biasa 30
Yesus menjawab pertanyaan ahli taurat ini hanya dengan kata ini: DENGARLAH: kata ini merangkum: kasih akan Tuhan, kasih akan sesama, dan kasih akan diri sendiri.
Dengan MENDENGARKAN ALLAH, maka kita akan mengasihi Allah dengan: segenap hati, dengan segenap jiwa, dengan segenap Budi, dan dengan segenap kekuatanmu. (4 ). Ini hukum yg pertama, dan hukum yang kedua sama dengan yang pertama: kasihlah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum ini BERGANTUNG SELURUH HUKUM TAURAT DAN NABI NABI.
Yesus terus mempertegas kasih akan sesama tidak saja untuk orang Yahudi, (orang Yahudi sesama hanya orang Yahudi) tetapi sesama ialah siapa saja yang kita jumpai di mana saja. Kita ingat ceritera tentang orang Samaria yang baik hati. Siapakah sesamaku???
Mendengar penjelasan Yesus ini ahli taurat itu berkata kepada Yesus: tepat sekali guru, bahwa Dia itu esa, bahwa tidak yang lain selain Dia. Mendengar ini,Yesus berkata kepada ahli taurat yang bijaksana: ENGKAU TIDAK JAUH DARI KERAJAAN ALLAH.
PESAN IMAN:
Hukum Cinta kasih kasihlah Tuhan Allah MU dengan seluruh diri, dan kasihilah sesama seperti diri sendiri, menjadi inti ajaran Yesus yang harus kita patuhi dan laksanakan. Karena cinta kasih kepada Allah harus mendapatkan pernyataan yang nyata dengan mencintai sesama. Amen
MINGGU BIASA 31
Ul,6,2-6
Mk,12,28-34