Kotbah Katolik Minggu Biasa VI, Minggu 11 Februari 2024 – Oleh Rm. Jhon Chris Taus, Pr – Paroki Santa Helena Lili – Camplong – Keuskupan Agung Kupang.
Yesus adalah seorang PENGAJAR DAN PENYEMBUH YANG PENUH KUASA. Sebagai penyembuh, Yesus mengusir setan roh jahat dari orang kerasukan, dan menyembuhkan orang-orang sakit yang menderita bermacam-macam penyakit antara lain penyakit penyakit kusta menakutkan dan menjijikan karena luka kusta memakan jaringan tubuh manusia, tangan jadi kudung, badan jadi luka dll.
Orang sakit kusta dianggap orang yang kotor, menjijikan dan najis. Karena itu orang dikucilkan dalam pergaulan sosial, tinggal di luar perkampungan, dan dikucilkan dalam kegiatan ibadah keagamaan. Orang kusta dalam kisah Injil minggu ini, sudah dengar tentang Yesus yang sering menyembuhkan orang-orang sakit. Maka ia datang kepada Yesus dan minta disembuhkan, dan terdorong oleh rasa belaskasihan Yesus menyembuhkannya.
SIKAP ORANG YAHUDI TERHADAP ORANG SAKIT KUSTA
Bagi orang Yahudi adalah penyakit yang menajiskan dan orang yang sakit kusta adalah seorang pendosa. Tentang penyakit dan orang kusta, orang Yahudi punya peraturan yang disebut HUKUM PENTAHIRAN.
Isi hukum ini secara garis besar seperti ada dalam Kitab Imamat bab 13, dalam bacaan pertama ini, bahwa orang yang sakit kusta adalah orang yang kotor dan najis, maka orang kusta harus dikucilkan dalam pergaulan dan tinggal di luar perkampungan, karena menajiskan maka orang kusta tidak ikut dalam ibadah keagamaan Yahudi.
Sebenarnya hukum PENTAHIRAN ini punya tujuan baik. Karena menyiapkan umat untuk hidup suci dan saleh ketika beribadah kepada Tuhan. Tetapi salahnya dalam praktek orang kusta dianggap sebagai pendosa maka orang kusta menderita secara fisik dan beban psikologis yang berat.
Sepertinya Hukum PENTAHIRAN ini mengabaikan soal setiap penyakit dalam seluruh tata sejarah keselamatan Allah bahwa setiap orang, baik orang sehat dan orang sakit sama-sama punya martabat luhur dalam seluruh keutuhan ciptaan Tuhan sebab Allah adalah Bapa bagi orang sehat dan orang sakit, orang saleh dan orang berdosa.
YESUS DAN ORANG KUSTA
Penyembuhan orang kusta dalam Injil hari ini merupakan suatu kepedulian Yesus terhadap orang sakit, orang susah dan orang yang terpinggirkan. Penyembuhan org kusta ini menjadi TANDA NYATA KEHADIRAN KERAJAAN ALLAH, datangnya Zaman Mesianis, Tahun Rahmat Tuhan.
Cara Yesus menyembuhkan orang kusta sangat manusiawi yaitu Yesus mengulurkan tangan dan memegang orang sakit kusta itu (yang seharusnya TIDAK diperbolehkan karena soal najis) menurut hukum PENTAHIRAN, bahwa dengan memegang orang sakit akan menjadi najis. Tetapi Yesus buat ini karena semata-mata TERGERAK HATINYA OLEH BELASKASIHAN kepada orang yang sakit kusta ini.
Yesus juga bukan anti hukum, tetapi semata-mata mau membantu orang yang sakit kusta yang sangat-sangat membutuhkan pertolongan. Prinsip Yesus, kasih dan belaskasihan Allah jauh lebih besar dari peraturan dah hukum manusia maka Yesus langsung pegang dan sembuhkan orang yang sakit kusta ini.
Yesus hanya berpesan kepada orang kusta agar ia melapor diri kepada imam-imam dan membawa persembahan seperti yang diperintahkan taurat Musa dan jangan katakan sesuatu kepada siapapun tentang ini meskipun kemudian orang kusta ini cerewet ceritera kemana mana.
PESAN IMAN :
- Ketika kita sakit, hendaknya kita punya kerinduan seperti orang kusta ini untuk datang kepada Yesus penyembuh yang ilahi yang ajai.
- Demi kita umat ciptaanNya, Tuhan pencipta rela buat dan lakukan apa saja, termasuk melanggar hukum manusia hanya untuk selamatkan kita. Karena kita semua berharga dan bermartabat luhur di hadapan Tuhan. Amen
MIGGU BIASA KE 6
Imamat,13,1-2,44-46
Mk,1,40-45